Badai pun Bisa Bergoyang

Selasa, 18 November 2008


”kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”

Salah satu artikel dalam Readers Digest Indonesia edisi November 2008 mengetengahkan judul Badai Bunga di Indonesia. Bayangan saya pertama menangkap judul tersebut adalah banyaknya bunga-bunga yang betebaran akibat badai, mengingat Indonesia memiliki ragam kekayaan flora yang luar biasa. Atau ekstrimnya, mungkin di tahun ini terjadi peningkatan angka pelecehan seksual (pemerkosaan) karena nama korban dalam kebanyakan media massa Indonesia biasanya disamarkan dengan nama bunga (sebut saja mawar 13 th dan bunga 17 th). Tapi ternyata, saya salah kaprah.

Dalam artikel tersebut diinformasikan bahwa setelah terbentuk badai pada April 2008, Indonesia, melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Indonesia yang berpusat di Jakarta, berhak memberi nama badai khas Indonesia. Nama yang dipilih adalah nama-nama bunga, seperti anggrek, bakung, dan cempaka. Sebelum tahun ini, Indonesia belum boleh terlibat dalam penamaan badai karena tidak termasuk wilayah badai.

Dijelaskan pula bahwa penamaan badai bertujuan untuk memudahkan proses sosialisasi kepada masyarakat bahwa akan terjadi badai pada waktu dan di daerah tertentu. Penamaan badai di seluruh dunia diatur World Meteorological Organization yang didasarkan pada urutan kejadia per tahun. Badai pertama tiap tahun akan selalu diberi nama yang berawalan huruf A, yang kedua huruf B, demikian selanjutnya. Yang berhak memberi nama adalah wilayah tempat badai terbentuk.

Hi.. hi... hi... lucu kalau nanti dengar berita badai anggrek, badai kamboja, atau badai melati. Atau justru ngeri dan merinding kalau nanti bunga bangkai (raflesia arnoldi) juga dijadikan sebagai nama badai... Awas badai bangkai!!! 

Khusus untuk Indonesia, saya mengusulkan penamaan badai dengan nama penyanyi dangdut. Seperti kata Project Pop, dungdut is the music of my country. Terjemahan gaulnya: dangdut begitu Indonesia banget gitu loh! Kalau badainya diprediksi tidak terlalu kuat dan tidak menimbulkan kerusakan parah, pakai saja nama-nama pedangdut yang santun, misal badai Evi (Tamala), badai Ike (Nurjanah), atau badai Camelia (Malik). Terus untuk badai yang dahsyat, pakai nama pedangdut yang goyangannya asoy geboy dan sering membuat kontroversi, seperti badai Inul, badai (Trio) Macan, badai (Dewi) Persik. Untuk rajanya atau ratunya badai, gunakan nama badai Rhoma (Irama) atau badai Elvi (Sukaesih).

Menurutmu, penamaan badai yang sesuai/khas untuk Indonesia seperti apa? Ditunggu jawabannya dengan menuliskannya di kolom komentar. 

Diposting oleh alhayat di 11/18/2008  

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger Login Form

Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!