Terima Kasih atas Pengkhianatanmu

Rabu, 11 Februari 2009

”Hatimu tak sebening bola matamu, kelakuanmu tak semanis bibir mungilmu, dan kebohonganmu tersembunyi dalam rambut kritingmu”

Bagi sebagian orang, terutama remaja, bulan Februari identik dengan nuansa romantisme di mana salah satu hari dari bulan tersebut terdapat peringat “hari cinta sedunia”. Sebagian yang lain, menganggap setiap hari adalah spesial dan berusaha untuk senantiasa diwujudkan dalam suatu keindahan meski melalui wujud yang sederhana. Namun ada pula yang beranggapan tidak ada lagi cinta yang tulus di dunia ini, semua serba bersyarat.

Dalam tulisan ini, ku tak ingin mengungkit pertentangan pendapat tentang peringatan dan perayaan ”hari cinta sedunia”. Melalui dominasi nuansa cinta yang terkandung dalam bulan ini, ku hanya ingin mengaksentuasikan peristiwa yang dialami seorang teman beberapa waktu lalu dalam sebuah surat cinta. Betapa baiknya temanku itu, meskipun cintanya dikhianati, ia tidak marah, mengeluarkan kata-kata kasar, ataupun melakukan kekerasan fisik (red. menampar) kepada kekasihnya. Kalau andaikata seandainya dan bilamana aku menjadi dirimu teman, akan kutulis sepucuk surat cinta berikut.

Kepadamu sang terkasih yang pernah singgah di kedalaman hatiku,

Terima kasih cintaku, kau telah memberi rasa yg takkan kulupa
Rasa bahagia yg tlah kau ganti menjadi nestapa
Rasa rindu yg tlah kau ganti menjadi pilu
Rasa cinta yang tlah kau ganti menjadi duka

Beruntunglah dirimu tlah khianati kesetianku sebelum kau menjadi istriku
Karena istri yang mengkhianati suaminya, nerakalah tempatnya
Tuhan takkan mengizinkan seorang istri yang durhaka untuk menikmati indahnya surga, meski sekedar mencium baunya.

Boleh jadi kamu sekarang tertawa riang bahagia
Namun, bahagia di atas penderitaan orang lain adalah pekerjaan mafia
Bahagia seperti itu takkan bertahan lama
Tinggal menunggu waktu datangnya karma

Merengkuh indahnya cinta memang seperti menuai mawar di kebun sendiri
Indahnya mekar bunga, telah melenakan diri
Meskipun ku rawat sendiri, tak ada jaminan bebas luka tertusuk duri

Ilustrasi Peristiwa
Sebutlah namanya Budi yang mencintai sepenuh hati gadis pujaan hatinya Wati. Kurang lebih 10 bulan lamanya hubungan cinta keduanya berjalan baik-baik saja. Bahkan keluarga masing-masing pihak menyambut hangat hubungan cinta mereka. Alkisah, demi membahagiakan Wati, Budi berjuang keras untuk melanjutkan kuliah ekstensi (kuliah sabtu-minggu) agar mendapt gelar S1 sambil tetap bekerja di bank swasta nasional di Jakarta. Beberapa waktu berselang, Wati juga melanjutkan kuliah S2 di Semarang meskipun harus meninggalkan kekasihnya dan keluarganya di Jakarta. Hubungan jarak jauh seakan tidak meredupkan gelora cinta mereka, hingga suatu waktu di penghujung tahun baru 2008. Tanpa di duga, ternyata di perantauan Wati selingkuh dengan mantan kekasihnya dulu (cinta pertama) yang kebetulan tinggal sekota. Entah sudah berapa lama hubungan gelap tersebut telah terjalin.

Namun, sesuatu hal terjadi sedemikian sehingga semua kedok penyelewengan tersebut telah terbongkar. Harusnya, ketika Budi dan Wati bersama-sama menikmati pesta pergantian tahun yang bermandikan cahaya kembang api, namun yang ada justru hujan air mata. Meskipun cintanya dikhianati, Budi memberikan waktu dua hari untuk berfikir apakah Wati tetap mencintai Budi atau memilih Tono (cinta pertama Wati). Ternyata, Wati memilih Tono karena mungkin dianggap sebagai pengobat kerinduan di tanah perantaun dan sekaligus memori cinta pertama yang masih kuat melekat. Walaupun telah diputus dengan tidak berperasaan, Budi mengantarkan Wati terakhir kalinya ke stasiun KA menuju Semarang untuk melanjutkan studi S2 sekaligus bersua dengan kekasih “baru”nya (Kisah ini berdasarkan cerita nyata, namun tidak diungkap seluruhnya. Untuk menghormati privasi, nama pelaku disamarkan).

Diposting oleh alhayat di 2/11/2009  

5 komentar:

wah tragis juga ceritanya jadi sedikit terharu...

L The Lionheart mengatakan...
11 Februari 2009 pukul 14.13  

Tragis namun puitis, heee

beat2ws mengatakan...
13 Februari 2009 pukul 15.57  

bagiku. cinta tak mesti bulan februari saja!

Apipuzi mengatakan...
14 Februari 2009 pukul 21.02  

kenapa kriting.atici

Kavi BorLand mengatakan...
15 Februari 2009 pukul 01.33  

wah... jadi kyk acara orang ketiga yang di trans tv hehe...

The Diary mengatakan...
16 Februari 2009 pukul 01.35  

Posting Komentar

Blogger Login Form

Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!