Pahami Aku, Niscaya Ku Tak Lagi Terasa Asing Bagimu!

Rabu, 11 Maret 2009

”Kaum pria termotivasi dan bersemangat kala mereka merasa dibutuhkan. Kaum wanita jadi termotivasi dan bersemangat kala mereka merasa dicintai.”

Masih belajar dari Dr. Gray melalui bukunya yang berjudul ”Men are from Mars, Women are from Venus.” Kali ini saya ingin mencuplik bagian-bagian yang menurut saya menarik untuk dipaparkan terkait perbedaan antara pria dan wanita dari sisi psikologis. Semoga dengan memahami perbedaan tersebut, pria dan wanita tak lagi terasa seperti makhluk asing yang susah dipahami. Setidaknya, “alien” pun makhluk Tuhan yang mesti kita yakini adanya, tanpa harus ditakuti.

Salah satu perbedaan paling besar antara pria dan wanita adalah cara mereka menghadapi stres/masalah. Bila mengalami masalah, pria aka menarik diri ke gua pikirannya dan memusatkan perhatiannya untuk memecahkan persoalan tersebut. Biasanya akan memilih persoalan yang paling berat atau paling sulit. Pada saat demikian, pria jadi semakin menjauh, pelupa, dan tidak tanggap terhadap lingkungan sekitar. Dengan semakin memusatkan perhatian dan menarik diri, pria akan merasa semakin lebih baik dengan memecahkan persoalan.

Sebaliknya, bila sedang mengalami ketegangan jiwa, secara naluri wanita merasa perlu membicarakan perasaan-perasaannya dan segala masalah yang mungkin berkaitan dengan perasaan-perasaan itu. Saat mulai berbicara, ia tidak mengurutkan masalah mana pun. Ia tidak langsung memecahkan kesulitannya melainkan mencari kelegaan dengan mengungkapkan dirinya dan ingin dimengerti. Seperti halnya pria merasa puas karena menguraikan detil-detil rumit untuk memecahkan sebuah persoalan, wanita merasa puas karena membicarakan detil-detil kesulitannya.

Bahasa Mars dan bahasa Venus mempunyai kata-kata yang sama tetapi cara penggunaannya memberikan makna yang berbeda. Untuk dapat mengungkapkan perasaan secara utuh, wanita mengunakan berbagai macam superlatif, metafor, dan generalisasi. Namun, kaum pria secara keliru menangkap ungkapan ini menurut arti harfiahnya.

Keluhan nomor satu kaum wanita dalam hubungan-hubungan adalah: ”Saya merasa tidak didengarkan.” Terjemahan harfiah pria menuntunnya untuk mengabaikan dan membantah perasaan-perasaan wanita karena dianggap sebagai informasi faktual. Padahal, terjemahan yang tepat adalah: ”Saya merasa kamu tidak sepenuhnya memahami maksud saya dan tidak peduli perasaan saya. Maukah kauperlihatkan pada saya bahwa kamu menaruh minat pada apa yang saya katakan?”

Arti diri pria ditentukan oleh kemampuanya mencapai hasil-hasil (sukses dan prestasi). Menawarkan nasihat yang tidak diminta kepada pria berarti menganggap ia tak tahu apa yang harus dilakukan atau bahwa ia tidak dapat melakukannya sendiri. Penduduk Mars jarang membicarakan masalah-masalahnya kecuali jika ia membutuhkan nasihat ahli. Membicarakan suatu masalah di Mars berarti meminta nasihat.

Makna diri wanita ditentukan melalui perasanaan dan mutu hubungan mereka (berbagi dan bersosialisasi). Makna hubungan lebih penting daripada pekerjaan dan teknologi. Komunikasi merupakan kebutuhan utama.

Diposting oleh alhayat di 3/11/2009  

3 komentar:

mungkin lebih baik dipraktekan langsung saja, karena menurut saya kok tidak begitu jauh-jauh gitu jaraknya... wahaha tapi pengandaian yang sangat menarik

Anonim mengatakan...
12 Maret 2009 pukul 01.39  

nek mikir lebih baik keputusan pria atau wanita????

luxsman mengatakan...
12 Maret 2009 pukul 02.49  

@ suryaden: jauh ato dekat Rp 2.500 ..... btw, kedekatan rasa (hati) menglahkan jauhnya jarak geografis (fisik)

@luqman: bukan bermaksud "memihak", tp pria cenderung mikir lbh baik soalnya wanita mikirnya belakangan & terkadang campur emosinonal.... peace

alhayat mengatakan...
13 Maret 2009 pukul 20.13  

Posting Komentar

Blogger Login Form

Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!