Keinginan adalah Sumber Penderitaan

Minggu, 08 November 2009

”Tujuan bukan utama, yang utama adalah prosesnya ...... Ingin bahagia derita didapat
karena ingin sumber derita.” (Iwan Fals: Seperti Matahari)

Suatu sore, ketika diri masih terbuai mimpi, seorang teman menelpon menanyakan mengapa blog ini tidak “dirawat” lagi. Suatu pertanyaan yang sepertinya tidak bosan-bosannya ia tanyakan, atau mungkin pembaca yang lain juga merindukan tulisanku (he he he, sok punya penggemar). Ternyata, menulis bukan suatu hal yang mudah. Meski banyak peristiwa, gasasan, opini dan rasa yang tertinggal di hati, namun tetap saja tak mudah untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

Ketika dulu ku mulai blog ini, saya berharap akan kecanduan untuk terus menulis. Ibarat bermain games komputer, kalau belum game over atau mencapai level tertinggi, rasanya belum mau/bisa berhenti. Ternyata eh ternyata, semua tak sesuai rencana. Godaan demi godaan selalu saja muncul yang membuat blog ini tersisih dalam duniaku. Salah satunya, Facebook (FB) mengalihkan dunia tulisku. Pokok gagasan, ide, pendapat, dan perasaan lebih mudah ditulis dalam kalimat pendek (update status FB) daripada dikembangkan dalam bentuk tulisan panjang yang penuh deskripsi, narasi, maupun argumentasi.

Persoalan utama terbengkalainya blog ini kemungkinan adalah lemahnya “iman” penulis sendiri. Keinginan/mood untuk menulis tidak stabil dan selalu naik-turun seperti gelombang laut. Ada kalanya perasaan menggebu-gebu untuk menulis (Aku menulis, maka aku ada). Ada kalanya juga tidak berkeinginan sama sekali untuk menulis (sudah terlalu letih dengan rutinitas, menulisnya nanti saja kalau sudah mendapat wangsit/ilham). Antusiasme untuk menulis terkadang juga dipengaruhi oleh jumlah komentar/tanggapan terhadap tulisan maupun jumlah pengunjung blog. Harap dimaklumi, penulis adalah manusia biasa. Niat menulis sebagai penyaluran gagasan dan informasi nyatanya tidak selalu lurus.

Atau mungkin benar juga kata seorang teman bahwa menulis akan lebih baik (paling tidak, gagasan dapat dituangkan dalam bentuk tulisan) ketika seorang penulis berada pada kondisi tidak nyaman. Tengoklah nama besar seperti Pramodya Anantatoer (alm.) dan Arswendo Atmowiloto yang produktif menulis dibalik jeruji besi. Mungkin tak usah jauh-jauh mencari contoh, seperti halnya kita yang somehow bisa menyelesaikan skripsi/tesis ketika masa kuliah segera berakhir. Dalam pernyataan teman tersebut, terkandung makna ganda. Pertama, prasangka baik kepada penulis bahwa sekarang kondisinya semakin baik/nyaman (Alhamdulillah). Kedua, kenyamanan tersebut yang membuat penulis terlena untuk berhenti berkarya.

Semua alasan di atas rasanya hanyalah upaya pembenaran mengapa penulis sudah jarang lagi menulis dan merawat blog ini. Tetapi sungguh, keinginan untuk tetap menulis itu selalu ada dan terkadang menimbulkan penderitaan berganda bila tidak terwujud. Meminjam kata-kata Iwan Fals: keinginan adalah sumber penderitaan.

Semoga tulisan ini menjadi pengingat dan dorongan untuk menulis kembali. Jayalah selalu blogger Indonesia dan tetaplah berkarya :D


PS: Terima kasih kepada seorang teman yang masih meluangkan waktu untuk mengingatkanku yang pemalas ini untuk terus menulis dan melanjutkan blog yang lama terhenti.

Diposting oleh alhayat di 11/08/2009  

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger Login Form

Please enter your username and password to enter your Blogger Dasboard page!